Kamis, 17 November 2011

JIKA ANDA MUDAH MARAH, BERHATI-HATILAH


Journal of the American Heart association Penelitian mengekspose hasil penelitian yang menyatakan adanya keterkaitan antara marah dengan kesehatan jantung. Jurnal tadi mengatakan bahwa, orang yang amarahnya meledak-ledak akan menyebabkan detak jantungnya tidak teratur (disebut atrial fibrillation – AF). AF akan meningkatkan resiko penggumpalan darah menuju otak, sehingga berakhir dengan stroke.
Johns Hopkins School of Medicine juga melakukan penelitan yang sama terhadap 1300 pria berusia menjelang 40 tahun. Pria-pria yang mudah marah akibat stres beresiko terserang penyakit jantung tiga kali lebih besar.
Dari hasil dua penelitian di atas, maka kita patut mewaspadai hl tersebut dalam diri kita. Cob bertanya pda diri kita sendiri. Pertama, apakah masalah ini begitu penting bagi saya? Kemarahan seringkali dilakukan akibat emosi yang diluar kontrol, dan reaksi yang anda tunjukan seringkali disesali kemudian. Oleh sebab itu, tanyakan kepada diri anda sendiri, seberapa pentingkah untuk mengungkapkan emosi dengan cara demikian.
Kemudian, apakah apa yang saya pikir dan rasakan layak dalam situasi seperti ini? Evaluasi reaksi anda terhadap suatu peristiwa, dan berikan penilaian untuk anda pribadi. Misalnya jika anda setuju bahwa tindakan tersebut merupakan hal yang terbaik tak apa, tetapi jika tidak, perbaikilah! Pikirkan juga kemungkinan jika anda berada pada posisinya, sehingga anda tidak akan berbuat sesuai ego pribadi.
Lalu, apakah situasi ini dapat di”modifikasi” sehingga akan mengurangi pikiran negatif saya? Mempraktikkan hal ini jauh lebih mudah daripada anda membacanya. Gambarkan peristiwa yang baru saja anda lewatkan penuh emosi, dan pikirkan ulang saat emosi anda sudah mereda, cari kemungkinan lain untuk keluar dari masalah tersebut tanpa perlu melibatkan emosi. Ingatlah hasil renungan tersebut, dan praktikkan ketika anda mengalami situasi yang serupa.
Terakhir, tanyakan apakah dengan marah saya bisa menyelesaikan masalah? Kecenderungan amarah muncul adalah sebagai reaksi emosi secara spontan, artinya timbul sebagai jawaban cepat menghadapi sebuah persoalan, dan belum tentu benar. Oleh sebab itu, ketika anda menemui permasalahan, cegah amarah dengan pertanyaan kecil ini, dan tersenyumlah ! Ingat, menglah bukan berarti klah bukan ?

Senin, 14 November 2011

Pencari Tuhan: PENGERTIAN PANTUN

Pencari Tuhan: PENGERTIAN PANTUN: Pantun Pantun ialah puisi lama yang terikat oleh syarat-syarat tertentu (jumlah baris, jumlah suku k...

PENGERTIAN PANTUN


Pantun
Pantun ialah puisi lama yang terikat oleh syarat-syarat tertentu (jumlah baris, jumlah suku kata, kata, persajakan, dan isi).
Ciri-ciri pantun adalah
a. Pantun terdiri dari sejumlah baris yang selalu genap yang merupakan satu kesatuan yang disebut bait/kuplet.
b. Setiap baris terdiri dari empat kata yang dibentuk dari 8-12 suku kata (umumnya 10 suku kata).
c. Separoh bait pertama merupakan sampiran (persiapan memasuki isi pantun), separoh bait berikutnya merupakan isi (yang mau disampaikan).
d. Persajakan antara sampiran dan isi selalu paralel (ab-ab atau abc-abc atau abcd-abcd atau aa-aa)
e. Beralun dua
Berdasarkan bentuk/jumlah baris tiap bait, pantun dibedakan menjadi
a. Pantun biasa, yaitu pantun yang terdiri dari empat baris tiap bait.
b. Pantun kilat/karmina, yiatu pantun yang hanya tersusun atas dua baris.
c. Pantun berkait, yiatu pantun yang tersusun secara berangkai, saling mengkait antara bait pertama dan bait berikutnya.
d. Talibun, yaitu pantun yang terdiri lebih dari empat baris tetapi selalu genap jumlahnya, separoh merupakan sampiran, dan separho lainnya merupakan isi.
e. Seloka, yaitu pantun yang terdiri dali empat baris sebait tetapi persajakannya datar (aaaa).
Berdasarkan isinya, pantun dibedakan menjadi
a. Pantun anak-anak
- pantun bersuka cita
- pantun berduka cita
b. Pantun muda
- pantun perkenalan
- pantun berkasih-kasihan
- pantun perceraian
- pantun beriba hati
- pantun dagang
c. Pantun tua
- pantun nasehat
- pantun adat
- pantun agama
d. Pantun jenaka
e. Pantun teka-teki

RPP Bahasa Indonesia MTs/ SMP






Selasa, 01 November 2011

SILABUS AQIDAH AKHLAQ MTs

       



PERANGKAT  PEMBELAJARAN
MADRASAH  TSANAWIYAH / MTs

    SILABUS PEMBELAJARAN   




MATA PELAJARAN : AQIDAH AKHLAK
KELAS IX SEMESTER 1





SILABUS

Madrasah        : MTs Ma’arif Munggung
Mata Pelajaran    : Akidah-Akhlak
Kelas / Semester    : IX / I

Standar Kompetensi    : Akidah
      1. Meningkatkan keimanan kepada hari akhir dan alam gaib yang masih berhubungan dengan hari akhir


NO    Kompetensi Dasar    Materi Pembelajaran    Kegiatan Pembelajaran    Indikator    Teknik Penilaian    Alokasi
Waktu    Sumber
Belajar      
1    2    3    4    5    6    7    8      
1.1    Menjelaskan pengertian beriman kepada hari akhir.    beriman kepada hari akhir.    Membaca dan menelaah berbagai literatur untuk dapat menjelaskan pengertian beriman kepada  beriman kepada hari akhir dengan benar.    Menjelaskan pengertian beriman kepada hari akhir    Tes tulis    1 x 40’    Buku Teks
Nara Sumber      
                Menunjukkan dalil naqli tentang beriman kepada hari akhir    Tes tulis              
1.2    Menunjukkan bukti/dalil kebenaran akan terjadinya hari akhir.    Bukti/dalil kebenaran akan terjadinya hari akhir.    Membaca dan menelaah berbagai literatur untuk menemukan bukti/dalil kebenaran akan terjadinya hari akhir.    Menyebutkan bukti/dalil adanya kebenaran akan terjadinya hari akhir melalui berbagai literatur    Penugasan    2 x 40’    Buku Teks
Nara Sumber      
                Menyebutkan bukti/dalil adanya kebenaran akan terjadinya hari akhir melalui dalil naqli.    Penugasan               
1.3    Menjelaskan berbagai tanda dan peristiwa yang berhubungan dengan hari akhir.    Tanda dan peristiwa yang berhubungan dengan hari akhir.    Membaca dan menelaah berbagai literatur untuk menjelaskan berbagai tanda dan peristiwa yang berhubungan dengan hari akhir.
    Menyebutkan tanda-tanda yang berhubungan dengan hari akhir.
Menyebutkan peristiwa yang berhubungan dengan hari akhir.    Tes lisan    1 x 40’    Buku Teks
Nara Sumber      
                    Tes lisan           


1.4    Menjelaskan macam-macam alam ghaib yang berhubungan dengan hari akhir    Macam-macam alam ghaib yang berhubungan dengan hari akhir    Membaca dan menelaah berbagai literatur untuk menjelaskan macam-macam alam ghaib yang berhubungan dengan hari akhir    Menyebutkan macam-macam alam ghaib yang berhubungan dengan hari akhir    Tes lisan    2 x 40’    Buku Teks
Nara Sumber      
                Menunjukkan dalil naqli tentang macam-macam alam ghaib yang berhubungan dengan hari akhir    Tes lisan              
1.5    Menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap Hari Akhir
    Perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap Hari Akhir    Menunjukkan sikap yang mencerminkan keimanan terhadap Hari Akhir    Menunjukkan contoh orang-orang yang beriman  pada Hari Akhir    Tes tulis    2 x 40’    Buku Teks
Nara Sumber      
                Menunjukkan manfaat beriman  pada Hari Akhir
    Tes tulis           

Standar Kompetensi    : Akhlak
 2. Menerapkan akhlak terpuji kepada diri sendiri


NO    Kompetensi Dasar    Materi Pembelajaran    Kegiatan Pembelajaran    Indikator    Teknik Penilaian    Alokasi
Waktu    Sumber
Belajar      
1    2    3    4    5    6    7    8      
2.1    Menjelaskan pengertian dan pentingnya berilmu, kerja keras, kreatif dan produktif    Akhlak terpuji pada diri sendiri (berilmu, kerja keras, kreatif dan produktif)    Membaca dan menelaah berbagai literatur untuk dapat menjelaskan pengertian dan pentingnya berilmu, kerja keras, kreatif dan produktif    Menjelaskan pengertian dan pentingnya berilmu    Tes tulis    2 x 40     Buku Teks
Nara Sumber      
                Menjelaskan pengertian dan pentingnya kerja keras    Tes tulis               
                   Menjelaskan pengertian dan pentingnya kreatif     Tes tulis                 
                   Menjelaskan pengertian dan pentingnya produktif
    Tes tulis                
2.2    Mengidentifikasi bentuk dan contoh perilaku berilmu, kerja keras, kreatif dan produktif    Bentuk dan contoh perilaku berilmu, kerja keras, kreatif dan produktif    Mengamati lingkungan sekitar untuk mengenali  bentuk dan contoh-contoh sikap berilmu, kerja keras, kreatif dan produktif    Menyebutkan bentuk dan contoh-contoh sikap berilmu, kerja keras, kreatif dan produktif    Tes lisan    2 x 40     Buku Teks
Nara Sumber      
                Menunjukkan ciri-ciri orang yang memiliki sikap berilmu, kerja keras, kreatif dan produktif
    Tes lisan              
2.3    Menunjukkan nilai-nilai positif dari berilmu, kerja keras, kreatif dan produktif dalam fenomena kehidupan    Nilai-nilai positif dari berilmu, kerja keras, kreatif dan produktif     Mengamati lingkungan sekitar untuk menunjukkan nilai-nilai positif dari berilmu, kerja keras, kreatif dan produktif dalam fenomena kehidupan    Menyebutkan nilai-nilai positif dari berilmu dalam fenomena kehidupan     Penugasan    2 x 40     Buku Teks
Nara Sumber      
                Menyebutkan nilai-nilai positif dari kerja keras dalam fenomena kehidupan     Penugasan                
                   Menyebutkan nilai-nilai positif dari kreatif dalam fenomena kehidupan     Penugasan                 
                   Menyebutkan nilai-nilai positif dari produktif dalam fenomena kehidupan     Penugasan                 
2.4    Membiasakan perilaku berilmu, kerja keras, kreatif dan produktif    Perilaku berilmu, kerja keras, kreatif dan produktif    Mempraktikkan perilaku terpuji (berilmu, kerja keras, kreatif dan produktif) bersama teman-teman dan guru-gurunya di sekolah.    Menunjukkan contoh sikap berilmu, kerja keras, kreatif dan produktif dalam lingkungan keluarga.    Self assesment    2 x 40     Buku Teks
Nara Sumber      
                Menunjukkan contoh sikap berilmu, kerja keras, kreatif dan produktif dalam lingkungan sekolah.    Self assesment               
                   Menunjukkan contoh sikap berilmu, kerja keras, kreatif dan produktif dalam lingkungan masyarakat.
    Self assesment             
       

Mengetahui
Kepala Madrasah




Moh. Ghufron Fuad, S.Ag
NIP.        Ponorogo, Juli 2010
Guru Bidang Studi




Moh. Ghufron Fuad, S.Ag
NIP. 197405312007101003   

       


PERANGKAT  PEMBELAJARAN
MADRASAH  TSANAWIYAH / MTs

    SILABUS PEMBELAJARAN   





MATA PELAJARAN : AQIDAH AKHLAK
KELAS IX SEMESTER 2










SILABUS


Madrasah        : MTs Ma’arif Munggung
Mata Pelajaran    : Akidah-Akhlak
Kelas / Semester    : IX / II


Standar Kompetensi    : Akidah
  3. Meningkatkan keimanan kepada Qadla’ dan Qadar


NO    Kompetensi Dasar    Materi Pembelajaran    Kegiatan Pembelajaran    Indikator    Teknik Penilaian    Alokasi
Waktu    Sumber
Belajar      
1    2    3    4    5    6    7    8      
3.1    Menjelaskan pengertian beriman kepada Qadla’ dan Qadar.    Iman kepada Qadla’ dan Qadar.    Membaca dan menelaah berbagai literatur untuk dapat menjelaskan pengertian beriman kepada  beriman kepada Qadla’ dan Qadar.dengan benar.    Menjelaskan pengertian beriman kepada Qadla’ dan Qadar.    Tes tulis    1 x 40’    Buku Teks
Nara Sumber      
                Menunjukkan dalil naqli tentang beriman kepada Qadla’ dan Qadar.    Tes tulis               
                   Menjelaskan perbedaan antara qadha dan qadar Allah.    Tes tulis                 
                   Menjelaskan hubungan antara qadha dan qadar Allah.     Tes tulis                 
                   Menyebutkan contoh-contoh qadha dan qadar Allah seperti disebutkan dalam al-Quran.     Tes tulis                
3.2    Menunjukkan bukti/dalil kebenaran akan adanya Qadla’ dan Qadar    Bukti/dalil kebenaran akan adanya Qadla’ dan Qadar    Membaca dan menelaah berbagai literatur untuk menemukan bukti/dalil kebenaran akan adanya Qadla’ dan Qadar    Menyebutkan bukti/dalil adanya kebenaran akan adanya Qadla’ dan Qadar melalui berbagai literatur    Penugasan    1 x 40’    Buku Teks
Nara Sumber      
                Menyebutkan bukti/dalil adanya kebenaran akan adanya Qadla’ dan Qadar melalui dalil naqli.    Penugasan              
3.3    Menjelaskan berbagai tanda dan peristiwa yang berhubungan dengan Qadla’ dan Qadar    Tanda dan peristiwa yang berhubungan dengan Qadla’ dan Qadar    Membaca dan menelaah berbagai literatur untuk menjelaskan berbagai tanda dan peristiwa yang berhubungan dengan Qadla’ dan Qadar    Menyebutkan tanda-tanda yang berhubungan dengan Qadla’ dan Qadar.    Tes tulis    2 x 40’    Buku Teks
Nara Sumber      
                Menyebutkan peristiwa yang berhubungan dengan Qadla’ dan Qadar.    Tes tulis              
3.4    Menunjukkan ciri-ciri perilaku orang yang beriman kepada qadha dan qadar Allah    Ciri-ciri perilaku orang yang beriman kepada qadha dan qadar Allah    Membaca dan menelaah berbagai literatur untuk menunjukkan ciri-ciri perilaku orang yang beriman kepada qadha dan qadar Allah    Menunjukkan ciri-ciri perilaku orang yang beriman kepada qadha Allah    Penugasan    2 x 40’    Buku Teks
Nara Sumber      
                Menunjukkan ciri-ciri perilaku orang yang beriman kepada qadar Allah    Penugasan              
3.5    Menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap qadha dan qadar Allah    Perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap qadha dan qadar Allah    Menunjukkan sikap yang mencerminkan keimanan terhadap terhadap qadha dan qadar Allah    Menunjukkan contoh sikap yang mencerminkan keimanan terhadap qadha Allah    Self assesment    2 x 40’    Buku Teks
Nara Sumber      
                Menunjukkan contoh sikap yang mencerminkan keimanan terhadap qadar Allah    Self assesment           

Standar Kompetensi    : Akhlak
       4. Menerapkan akhlak terpuji dalam pergaulan remaja


NO    Kompetensi Dasar    Materi Pembelajaran    Kegiatan Pembelajaran    Indikator    Teknik Penilaian    Alokasi
Waktu    Sumber
Belajar      
1    2    3    4    5    6    7    8      
4.1    Menjelaskan pengertian dan pentingnya akhlak terpuji dalam pergaulan remaja    Akhlak terpuji dalam pergaulan remaja    Membaca dan menelaah berbagai literatur untuk dapat menjelaskan pengertian dan pentingnya akhlak terpuji dalam pergaulan remaja    Menjelaskan pengertian akhlak terpuji dalam pergaulan remaja    Tes tulis    2 x 40     Buku Teks
Nara Sumber      
                Menjelaskan pentingnya akhlak terpuji dalam pergaulan remaja    Tes tulis              
4.2    Mengidentifikasi bentuk dan contoh akhlak terpuji dalam pergaulan remaja    Bentuk dan contoh akhlak terpuji dalam pergaulan remaja    Mengamati lingkungan sekitar untuk mengenali  bentuk dan contoh-contoh akhlak terpuji dalam pergaulan remaja    Menyebutkan bentuk dan contoh-contoh akhlak terpuji dalam pergaulan remaja    Tes lisan    2 x 40     Buku Teks
Nara Sumber      
                Menunjukkan ciri-ciri orang yang memiliki akhlak terpuji dalam pergaulan remaja    Tes lisan              
4.3    Menunjukkan nilai-nilai positif dari akhlak terpuji dalam pergaulan remaja dalam fenomena kehidupan    Nilai-nilai positif dari akhlak terpuji dalam pergaulan remaja dalam fenomena kehidupan    Mengamati lingkungan sekitar untuk menunjukkan nilai-nilai positif dari akhlak terpuji dalam pergaulan remaja dalam fenomena kehidupan    Menyebutkan nilai-nilai positif dari akhlak terpuji dalam pergaulan remaja dalam fenomena kehidupan     Tes tulis
    2 x 40     Buku Teks
Nara Sumber      
                Menyebutkan nilai-nilai positif dari kerja keras dalam fenomena kehidupan     Tes tulis
               
                   Menyebutkan nilai-nilai positif dari kreatif dalam fenomena kehidupan     Tes lisan                  
                   Menyebutkan nilai-nilai positif dari produktif dalam fenomena kehidupan     Tes lisan              


4.4    Membiasakan akhlak terpuji dalam pergaulan remaja    Perilaku berilmu, kerja keras, kreatif dan produktif    Mempraktikkan perilaku terpuji (berilmu, kerja keras, kreatif dan produktif) bersama teman-teman dan guru-gurunya di sekolah.    Menunjukkan contoh sikap berilmu, kerja keras, kreatif dan produktif dalam lingkungan keluarga.    Tes tulis
    2 x 40     Buku Teks
Nara Sumber      
                Menunjukkan contoh sikap berilmu, kerja keras, kreatif dan produktif dalam lingkungan sekolah.    Tes tulis
               
                   Menunjukkan contoh sikap berilmu, kerja keras, kreatif dan produktif dalam lingkungan masyarakat.    Tes lisan             
 
Mengetahui
Kepala Madrasah





Moh. Ghufron Fuad, S.Ag
               NIP.        Ponorogo, Juli 2011
Guru Bidang Studi





Drs. Agus Sholeh   

       
                                                           

Kamis, 16 Juni 2011

IKHLAS

Mengukur Ikhlas Kita 
wahid nur rochim
Dari Amirul Mukminin, Umar bin Khathab ra, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya segala amal perbuatan bergantung kepada niatnya dan tiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan RasulNya, maka ia akan mendapatkan pahala hijrah karena Allah dan Rasulullah. Barang siapa yang hijrahnya karena faktor duniawi yang akan ia dapatkan atau karena wanita yang akan ia nikahi, maka ia dalam hijrahnya itu ia hanya akan mendapatkan apa yang ia niatkan.” (HR Bukhari-Muslim)
Setiap amal bergantung kepada niatnya. Yup, benar banget. Niatnya pun kudu ikhlas karena ingin mengharap keridhoan Allah Swt. semata. Hmm.. kudu ikhlas ya? Waduh, kayaknya kata itu buat kita jadi makin asing neh. Bukan kenapa-kenapa, susah juga nemuin orang yang mau ikhlas di jaman sekarang. Segalanya diukur dengan duit, dengan harta benda, ketenaran, cari muka dan sejenisnya. Iya, maksudnya kalo kita mau nolong orang kadang yang kepikiran: nih orang mau ngehargai gue nggak sih; orang ini kalo gue bantu mau balas jasa nggak ke gue; kalo gue menolong dia nama gue harum nggak sih; kalo gue nolong orang ini, kira-kira berapa gue dibayar; dan seabreg pikirin lainnya yang ujungnya itung-itungan deh.
Bro en Sis, secara teori udah banyak orang yang jelasin. Seperti kata teori pula, kayaknya gampang untuk bisa ikhlas. Tapi praktiknya, duh kita bisa rasakan sendiri gimana susahnya jaga hati dan jaga pikiran biar ikhlas kita nggak ternoda. Soalnya, ada aja celah yang bisa bikin kita melenceng dari niat awal dalam berbuat. Awalnya sih insya Allah bakalan ikhlas, eh nggak tahunya di tengah jalan ada yang godain kita supaya nggak ikhlas. Halah, gawat bener kan?
Sobat muda muslim, sekadar ngingetin memori kita, dalam Islam ikhlas ternyata mendapat perhatian khusus lho. Soalnya, ini erat kaitannya dengan amal perbuatan kita dan keimanan kita kepada Allah Swt. Jangan sampe deh kita beramal diniatkannya bukan karena perintah Allah Swt. atau bukan karena ingin mendapat ridho Allah Swt. Kalo sampe diniatkan dalam beramal karena ingin dipuji manusia gimana tuh? Duh, nggak tega deh saya nyebutinnya. Soalnya, tuh amal nggak bakalan ada bekasnya alias nggak mendapat ridho Allah Swt. Amal kita jadi sia-sia, Bro. Ih, nggak mau kan kita beramal tapi nggak dapat pahala? Amit-amit deh!
Bro en Sis, ikhlas adalah melakukan amal, baik perkataan maupun perbuatan ditujukan untuk Allah Ta’ala semata. Allah Swt. dalam al-Quran menyuruh kita ikhlas, seperti dalam firmanNya (yang artinya): “dan (aku telah diperintah): "Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS Yunus [10] :105)
Rasulullah saw, juga ngingetin kita melalui sabdanya (yang artinya), “Allah tidak menerima amal kecuali apabila dilaksanakan dengan ikhlas untuk mencari ridha Allah semata.” (HR Abu Daud dan Nasa’i)
Imam Ali bin Abu Thalib r.a juga berkata, “orang yang ikhlas adalah orang yang memusatkan pikirannya agar setiap amal diterima oleh Allah.”
Bro, sekadar tahu aja bahwa ikhlas adalah buah dan intisari dari iman. Seseorang nggak dianggap beragama dengan benar jika tidak ikhlas. Firman Allah Swt (yang artinya): Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (QS al-An’aam [6]: 162)
Allah Swt. juga berfirman dalam ayat lain (yang artinya), “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam (menjalankan) agama dengan lurus.” (QS al-Bayyinah [98]: 5)
Imam Syafi’i pernah memberi nasihat kepada seorang temannya, “Wahai Abu Musa, jika engkau berijtihad dengan sebenar-benar kesungguhan untuk membuat seluruh manusia ridha (suka), maka itu tidak akan terjadi. Jika demikian, maka ikhlaskan amalmu dan niatmu karena Allah Azza wa Jalla.”
Karena itu nggak heran kalo Ibnu Qayyim al-Jauziyah ngasih perumpamaan seperti ini, “Amal tanpa keikhlasan seperti musafir yang mengisi kantong dengan kerikil pasir. Memberatkannya tapi tidak bermanfaat.” Dalam kesempatan lain beliau menulis, “Jika ilmu bermanfaat tanpa amal, maka tidak mungkin Allah mencela para pendeta ahli Kitab. Jika ilmu bermanfaat tanpa keikhlasan, maka tidak mungkin Allah mencela orang-orang munafik.”
Bro, lawannya ikhlas itu adalah ujub dan riya’. Itulah sebabnya orang yang sekaliber Umar bin Abdul ‘Aziz r.a. pun sangat takut akan penyakit riya’. Ketika ia berceramah kemudian muncul rasa takut dan penyakit ujub, segera ia memotong ucapannya. Dan ketika menulis karya tulis dan takut ujub, maka segera merobeknya. Subhanallah!
Al-Fudhail bin ‘Iyadh mengomentari ayat kedua dari surat al-Mulk (liyabluwakum ayyukum ahsanu ‘amalaa), bahwa maksud dari amal yang ihsan (paling baik) adalah amal yang akhlash (paling ikhlas) dan yang ashwab (paling benar). Ada dua syarat diterimanya amal ibadah manusia, ikhlas dan benar. Amal perbuatan, termasuk ibadah yang dilakukan dengan ikhlas karena Allah semata tetapi pelaksanaannya tidak sesuai dengan syariat Islam, maka amal tersebut tidak akan diterima Allah. Begitu juga sebaliknya, jika perbuatan dan ibadah dilakukan sesuai dengan syariat, tetapi yang melaksanakannya tidak semata-mata ikhlas karena Allah, maka amalnya tidak diterima.
Ikhlaskah kita?
Ikhlaskah kita jika beramal tapi ngarepin imbalan materi? Ah, kamu pasti bisa menilai sendiri deh. Iyalah. Misalnya nih, kalo ortu kamu minta tolong sama kamu untuk belanja kebutuhan dapur ke warung dekat rumah, kemudian kamu minta imbalan ke ortu kamu, ati-ati lho. Itu bisa termasuk nggak ikhlas kamu berbuat. Sebaiknya lurus-lurus aja. Nggak ngerasa ada ruginya alias nothing to lose, gitu lho. Mau dapet materi apa nggak dari apa yang kita usahain, kita nggak peduli. Nolong aja. Apalagi itu sama ortu. Jangan sampe deh ketika ortu minta tolong, eh kita malah pake tarif segala: Jauh-dekat Rp 2000 (idih, emangnya naik angkot!).
Bro, kalo kebetulan kamu ditunjuk jadi ketua OSIS atau ketua Rohis, nggak usah ngarepin materi dari jabatan yang kamu sandang. Kalo kamu beranggapan bahwa dengan menjadi ketua OSIS kamu bakalan bisa dengan mudah narikin iuran dari siswa terus kamu bisa memperkaya diri, wah itu namanya bukan cuma nggak ikhlas tapi udah melakukan penyalahgunaan jabatan.
Bro, meski kita nggak ngarepin imbalan secara materi, tapi yakin deh bahwa apa yang kita lakukan pasti mendapat ganjaran kebaikan lain di sisi Allah Swt. Jadi, nothing to worry about alias nggak perlu cemas dengan jaminan kebaikan dalam bentuk lain yang Allah berikan sebagai ‘imbalan’ atas keikhlasan kita. Intinya sih, jangan ngarepin imbalan dari manusia, cukup ridho dari Allah Ta’ala aja yang kita harepin. Setuju kan?
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Anas bin Malik ra., ia berkata: Aku pernah berjalan bersama Rasulullah saw. Beliau mengenakan selendang dari Najran yang kasar pinggirnya. Tiba-tiba seorang badui berpapasan dengan beliau, lalu menarik selendang beliau dengan kuat. Ketika aku memandang ke sisi leher Rasulullah saw. ternyata pinggiran selendang telah membekas di sana, karena kuatnya tarikan. Orang itu kemudian berkata: Hai Muhammad, berikan aku sebagian dari harta Allah yang ada padamu. Rasulullah saw. berpaling kepadanya, lalu tertawa dan memberikan suatu pemberian kepadanya. (HR Muslim)
Subhanallah, Rasulullah saw. malah memberikan harta (berinfak), padahal orang badui itu memintanya dengan kasar. Tapi itulah Rasulullah saw. sudah mengajarkan kepada umatnya bahwa beramal baik harus ikhlas dan tanpa pertimbangan untung-rugi lagi. Hebat kan, Bro?
Oya, keikhlasan kita juga akan diuji saat kita merasa ingin dilihat oleh orang lain, lho. Kalo mikirin hawa nafsu sih, kadang kita kepikiran ya pengen dilihat oleh teman kita ketika kita berbuat sesuatu. Ketika masukkin duit ke keropak di masjid, kita bahkan kepengin banget diliatin ama temen di sebelah kita. Emang sih, duitnya kita tutupi dengan tangan satunya saat masukkin ke keropak yang diedarkan di masjid kalo ada acara di sana. Apalagi kalo sampe terbersit di pikiran dan hati kita akan adanya decak kagum dari teman yang ngeliat amal kita, “subhanallah ya, dia rajin shadaqahnya”. Duh, itu bisa menodai amalan kita, Bro. Emang nggak mudah berbuat ikhlas ya. Tapi bukan berarti nggak bisa dilakukan.
Saat tampil jadi imam shalat, dan kebetulan bacaan al-Quran kita maknyus alias enak didengerin sama jamaah lain, jangan sampe deh kita punya pikiran ingin dianggap paling hebat. Apalagi kalo sampe diam-diam kita malah mengagumi diri sendiri, “orang lain nggak ada yang bisa kayak saya. Mereka pantas memilih saya jadi imam shalat”. Ah, ngeri deh. Ngeri kalo amalan kita bakalan nguap begitu aja. Insya Allah cara shalatnya sih bener asal ngikutin aturan yang udah ditetapkan dalam fiqih, tapi persoalan niat yang ada di pikiran dan hati bisa merusak amalan baik kita. Bener lho. Gara-gara nggak ikhlas, amal kita jadi sia-sia. Karena kita lebih ngarepin agar diliat oleh orang daripada ingin diliat sama Allah Swt.
Bro en Sis, emang sih kita bisa merasakan langsung kalo targetnya ingin diliat orang. Begitu suara kita mengalun manis dan easy listening saat mendendangkan nasyid terbaru dan kemudian para jamaah penonton konser nasyid tingkat RT yang kita ikutin itu bersorak gembira dan mengelu-elukan kita, pasti deh ada aja sedikit rasa jumawa en bangga diri (gue gitu, lho!). Awalnya sih boleh-boleh aja kita merasa ingin dihargai orang lain. Wajar kok. Tapi yang nggak wajar adalah kita merasa harus memposisikan diri selalu ingin dihargai dan dihormati. Kalo nggak dihargai ngambek dan kecewa. Nah, yang bisa merusak amal kita adalah karena niat yang udah tercemar “ingin selalu diliat orang”. Padahal, menjadi “dilihat orang” adalah efek samping, bukan tujuan kita dalam berbuat/beramal. Orang yang sering tampil dimuka umum wajar atuh kalo akhirnya dikenal. Tul nggak sih?
Muhasabah diri
Allah Swt. berfirman (yang artinya): “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS al-Hasyr [59]: 18)
Ayat ini merupakan isyarat untuk melakukan muhasabah setelah amal berlalu. Karena itu Umar bin Khaththab ra berkata, “Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab” (Ibnu Qudamah, Minhajul Qashidin (terj.), hlm. 478)
Muhasabah di sini artinya senantiasa memeriksa diri kita sendiri. Sudah sejauh mana sih yang kita raih dalam beramal baik. Sudah banyak nggak pahala yang kita perbuat, atau jangan-jangan malah sebaliknya kedurhakaan yang mengisi penuh pundi-pundi amal yang bakalan kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah?
Yuk, kita bareng-bareng meningkatkan kualitas amalan kita dan memperbanyak amal shaleh. Senantiasa ikhlas, bersabar, dan bersyukur kepada Allah Swt. Nggak jamannya lagi mengingkari kelemahan kalo sejatinya kita emang lemah dan nggak mampu. Juga nggak perlu malu mengakui kesalahan jika memang kita salah. Jangan menyerang orang lain yang kita tuding sebagai biang kesalahan kita, tapi kita melakukan interospeksi diri. Sebab, kita hidup bersama orang lain. Dan kita memang saling membutuhkan satu sama lain. Kita juga pasti butuh kepedulian dari orang lain (termasuk kita sendiri harus peduli dengan orang lain). Itu sebabnya, kita harus ikhlas menerima teguran dan nasihat dari teman kita. Jangan merasa terhina jika dinasihati. Tapi sebaliknya, merasa diistimewakan karena selalu diingatkan.

hidup berawal dari mimpi

Mungkin tulisan saya ini membuat anda bertannya-tanya dengan judul tuisan saya ini. ya . . Hidup Berawal Dari Mimpi, hidup ini memang berawal dari mimpi. mimpi tanpa sadar dapat memotivasi kita dalam melakukan sesuatu untuk mewujudkan mimpi tersebut. yang memotivasi kita untuk selalu berusaha dan berdo’a untuk mewujudkan mimpi tersebut.
Seperti lagu Bondan ft. Fade2Black  Hidup Berawal Dari Mimpi. di lirik lagu itu diceritakan awal mula mimpi hingga mimpi itu mampu menjadi kenyataan, tapi dengan catatan harus dilandasi dengan usaha yang kuat dan do’a, kalau cuman mimpi saja ya sama saja bohong. hehehehe.
Mimpi hanyalah motivasi untuk kita agar kita mau berusaha sekuat tenaga dan tidak lupa pula berdo’a untuk mewujudkan mimpi tersebut. jadi jangan hanya bermimpi. buat mimpi-mimpi itu menjadi kenyataan dengan usaha dan do’a. jangan pernah takut untuk bermimpi, karena hidup berawal dari mimpi :).
Related posts:
  1. Kiat Usaha Sukses

perjalanan hidup

Manusia adalah sebuah makhluk yang sepenuhnya dikendalikan Allah.Namun meski demikian, manusia masih dibeeri kewenangan untuk memilih mana yang terbaik.Allah akan mencukupkan bagi mereka.